A.Hedonisme
Allah SWT berfirman dalam QS.
Al-Hadid Ayat 20.
اِعۡلَمُوۡۤا
اَنَّمَا الۡحَيٰوةُ الدُّنۡيَا لَعِبٌ وَّلَهۡوٌ وَّزِيۡنَةٌ وَّتَفَاخُرٌۢ
بَيۡنَكُمۡ وَتَكَاثُرٌ فِى الۡاَمۡوَالِ وَالۡاَوۡلَادِؕ كَمَثَلِ غَيۡثٍ
اَعۡجَبَ الۡكُفَّارَ نَبَاتُهٗ ثُمَّ يَهِيۡجُ فَتَرٰ ٮهُ مُصۡفَرًّا ثُمَّ
يَكُوۡنُ حُطٰمًاؕ وَفِى الۡاٰخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيۡدٌ ۙ وَّمَغۡفِرَةٌ مِّنَ
اللّٰهِ وَرِضۡوَانٌؕ وَمَا الۡحَيٰوةُ الدُّنۡيَاۤ اِلَّا مَتَاعُ الۡغُرُوۡرِ
٢٠
Ketahuilah, sesungguhnya kehidupan dunia itu
hanyalah permainan dan senda gurauan, perhiasan dan saling berbangga di antara
kamu serta berlomba dalam kekayaan dan anak keturunan, seperti hujan yang
tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian (tanaman) itu menjadi kering
dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti)
ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan
dunia tidak lain hanyalah kesenangan yang palsu.
Kamus Besar Bahasa Indonesia Hedonisme diartikan sebagai pandangan
yang menganggap kesenangan dan kenikmatan materi sebagai tujuan utama dalam
hidup.
Menurut Solita Sarwono (Psikolog lahir di
Tegal tahun 1948) hedonisme ialah konsep diri, di mana
gaya hidup seseorang dilakukan sesuai dengan gambaran yang ada dipikirannya.
Dikutip
dari merdeka.com, Hedonisme dibagi menjadi tiga jenis:
1.
Psychological Hedonism
Jenis hedonisme ini menganggap bahwa manusia diciptakan secara lahiriah
menginginkan kesenangan dan menghindari rasa sakit serta juga derita saja.
2.
Evaluative Hedonism
Menganggap bahwa kesenangan merupakan apa yang seseorang inginkan
serta harus dikejar. Rasa sakit atau ketidaksenangan merupakan hal yang sangat mengecewakan.
Itu saja.
3.
Rationalizing Hedonism
Seseorang mencari kesenangan, tapi juga memahami konsekuensi yang
akan mereka terima. Contohnya seseorang mengonsumsi NArkoba. Tapi mereka tahu bahwa
hal tersebut buruk untuk kesehatan dan juga bisa membawanya ke ranah pidana.
Mewah
belum tentu bisa dikatakan sebagai hedon, hedonisme lebih mengarah pada membeli
barang namun sebenarnya tidak terlalu membutuhkan alias hanya menghamburkan
uang. Di mana hedonisme merupakan kesenangan berada di atas manfaat atau
kebutuhan.
Pertanyaannya….
Siapa?
Indikatornya?
Alatnya?
Untuk
mengukur kebutuhan seseorang?
Intinya susah bukan? Mengukur kebutuhan sendiri apalagi kebutuhan orang lain, sehingga kita tidak boleh menjustifikasi gaya hidup teman itu Hedon atau tidak tanpa daya dukung yang otentik.
B.Flexing
Allah SWT berfirman dalam QS.
Luqman Ayat 18.
وَلَا تُصَعِّرۡ خَدَّكَ
لِلنَّاسِ وَلَا تَمۡشِ فِى الۡاَرۡضِ مَرَحًا ؕ اِنَّ اللّٰهَ لَا يُحِبُّ كُلَّ
مُخۡتَالٍ فَخُوۡرٍۚ ١٨
“Dan janganlah kamu memalingkan wajah
dari manusia (karena sombong) dan janganlah berjalan di bumi dengan angkuh.
Sungguh, Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri.”
(QS. Luqman:18)
Flexing adalah perasaan sangat bangga dan
senang dengan sesuatu yang dimiliki dengan cara memamerkan yang membuat orang
lain kesal.
Pertanyaannya….
Siapa?
Indikator?
Alatnya?
Untuk
mengukur seseorang itu Flexing?
Jadi….kita harus benar-benar hati-hati mengenai Hedonisme
dan Flexing ini, karena Allah tidak
menyukai orang-orang yang sombong dan membanggakan diri serta di akhirat (nanti) ada azab yang keras tentunya.
Lalu
Pertanyaan selanjutnya….
Bagaimana
cara menghindari Hedonisme dan Flexing
Salah
satunya mencontoh perilaku hidup Nabi Muhammad SAW.
Dikisahkan dalam kitab Maulid
al-Imam al-Barzanji yang disusun oleh Imam Ja'far bin Hasan Al-Barzanji
وَكَانَ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ شَدِيْدَ الْحَيَاءِ وَالتَّوَاضُعِ
Beliau seorang yang sangat pemalu
dan rendah hati.
يَخْصِفُ نَعْلَهُ وَيَرْقَعُ
ثَوْبِهُ وَيِحْلُبُ شَاتَهُ
Beliau mengesol sendiri sandalnya,
menambal pakaiannya, dan memerah kambingnya.
وَيَسِيْرُ فِي خِدْمَةِ اَهْلِهِ
بِسِيْرَةٍ سَرِيَّةْ
Beliau melayani keluarganya dengan
perilaku yang baik.
وَيُحِبُّ الْفُقَرَاءَ
وَالْمَسَاكِيْنَ وَيَجْلِسُ مَعَهُمْ وَيَعُوْدُ مَرْضَاهُمْ وَيُشَيِّعُ
جَنَائِزَهُمْ
Beliau mencintai orang-orang fakir
miskin dan duduk bersama mereka, menjenguk orang-orang sakit di antara mereka,
mengiringi jenazah mereka,
وَلَايَخْقِرُ فَقِيْراً
أَدْقَعَهُ الْفَقْرُ وَأَشْوَاهُ
tidak menghina orang fakir yang
telah direndahkan oleh kefakirannya.
وَيَقْبَلُ الْمَعْذِرَةَ وَلاَ
يُقَابِلُ أَحَدًا بِمَا يَكْرَهُ
Beliau menerima alasan, dan tidak
menghadapi seseorang dengan sesuatu yang tidak disukai.
وَيَمْشِيْ مَعَ الْاَرْمَلَةِ
وَذَوِي الْعُبُوْدِيَّةْ
Beliau berjalan dengan janda-janda
dan hamba sahaya.
وَيَعْصِبُ عَلَى بَطْنِهِ الْحَجَرَ
مِنَ الْجُوْعِ وَقَدْ أُوْتِيَ مَفَاتِيْحَ الْخَزَائِنِ الأَرْضِيَّةْ
Beliau ikatkan batu di perutnya
karena lapar, padahal beliau telah diberi kunci-kunci perbendaharaan bumi.
وَرَاوَدَتْهُ الْجِبَالُ بِأَنْ
تَكُوْنَ لَهُ ذَهَبًا فَأَبَاهُ.
Gunung-gunung merayunya untuk
menjadi emas baginya, namun beliau menolaknya.
وَكَانَ صَلَّ اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يُقِلُّ الّلَهْوَ وَيَبْدَأُ مَنْ لَقِيَهُ بِالسَّلاَمِ
Beliau menyedikitkan hal-hal yang
berkaitan dengan dunia. Beliau memulai salam kepada orang yang bertemu
dengannya.
وَيُطِيْلُ الصَّلاَةَ
وَيَقْصُرُ الْخُطَبَ الْجُمُعِيَّةْ
Beliau panjangkan shalat dan beliau
pendekkan khutbah Jum'at.
وَيَتَأَلَّفُ أَهْلَ الشَّرَفِ
وَيُكْرِمُ أَهْلَ الْفَضْلِ وَيَمْزَحُ
Beliau simpati kepada orang-orang mulia,
beliau hormati orang-orang utama.
وَلاَيَقُوْلُ اِلاَّ حَقًّا
يُحِبُّهُ اللهُ تَعَالَى وَيَرْضَاهُ.
Beliau bergurau tetapi tidak
mengatakan kecuali yang benar dan disukai oleh Allah Ta'ala.
« Prev Post
Next Post »